Rabu, 13 Mei 2015

Poster Individu




Penurunan Kualitas Taman di Kota Semarang


 Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik, dan pendidikan, serta penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Dalam perjalanannya, kota mengalami perkembangan yang sangat pesat akibat adanya dinamika penduduk, perubahan sosial ekonomi, dan terjadinya interaksi dengan wilayah lain.(Dwihatmojo, 2002). Kualitas hidup suatu kota, pada dasarnya dapat ditentukan berdasarkan ketersediaan fasilitas umum yang mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu fasilitas umum yang dapat digunakan sebagai indikator dalam mengertahui kualitas lingkungan suatu kota adalah ketersediaan akan ruang terbuka publik dimana bagian dari ruang terbuka publik itu sendiri adalah ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. (Rezkiandini, 2013).

Taman kota merupakan salah satu bagian dari ruang terbuka hijau (Dwihatmojo),  lahan yang sering dijadikan alternatif pilihan untuk mengatasi kebutuhan lahan. Sebagai bagian dari Ruang Terbuka Publik, taman kota memiliki manfaat bagi kelangsungan kota itu sendiri, berubahnya fungsi-fungsi taman kota secara tidak terkendali merupakan ancaman bahaya lingkungan. Hilangnya fungsi paru-paru kota, terjadinya degradasi lingkungan dan fungsi sosial hal ini diduga berdampak pada masyarakat sekitar baik secara fisik, ekonomi maupun sosial (Dwi Purnomo, 2002). Penurunan kualitas taman di kota semarang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu meningkatnya jumlah penduduk yang cukup signifikan, kurangnya perhatian dari pemerintah Kota Semarang, minimnya kesadaran pihak swata dan masyarakat sekitar, serta tidak optimalnya fungsi estetika kota. Keterbatasan lahan dan ketidakkonsisten dalam menerapkan tata ruang mengakibatkan berkurangnya RTH yang disebabkan oleh konversi lahan yaitu beralih fungsinya RTH untuk peruntukan ruang yang lain.

Kecenderungan terjadinya penurunan kualitas ruang terbuka publik terutama taman pada 30 tahun terakhir sangat signifikan terutama pada Kota Semarang. Dalam upaya mewujudkan taman kota yang nyaman dan berkelanjutan untuk tempat bersosialisasi serta berkumpul, maka sudah saatnya pemerintah untuk tegas mengambil keputusan tentang konversi lahan, serta peran masyarakat dalam menjaga taman tersebut agar tetap pada fungsinya sebagai paru-paru kota.



DAFTAR PUSTAKA


Rabu, 08 Oktober 2014

Artikel




Terlihat Cantik Diluar, Tapi Tidak di Dalamnya 


Bali merupakan pulau kecil yang terdapat di Indonesia. Bali terkenal dengan nama “Pulau Seribu Pura” atau “Pulau Surga” . Hal itulah yang membuat Bali menjadi tujuan utama para wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke Bali karena Bali memiliki pantai yang indah, kebudayaannya yang masih terkenal kental, serta para warga lokal yang terkenal ramah tamah . Bali merupakan pulau yang sangat kecil jika dibandingkan dengan Kalimantan, Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Papua.Tetapi Bali termasuk pulau yang sangat pesat dalam bidang ekonominya tak hanya warga lokal saja yang menempati Bali melainkan warga luar Bali pun berbondong-bondong untuk tinggal dan mencari pekerjaan di Bali.
Hal inilah yang membuat  membengkaknya penduduk di Bali dan membuat Bali tak nyaman lagi untuk di tinggali karena sekarang di Bali telah banyak terdapat rumah kumuh di seputaran Jalan A.Yani selatan, memang sepintas jika kita melewati jalan tersebut kita tidak melihat pemukiman kumuh tersebut, tetapi jika kita melihat dari jembatan penghubung Jalan A.yani dengan Jalan Cokroaminoto Selatan kita dapat dengan jelas melihat pemukiman kumuh tersebut yang letaknya tidak beraturan dan dekat dengan kawasan sungai yang seharusnya tidak boleh ada pemukiman didaerah sana. Menurut saya sebagai mahasiswa PWK saya sangat prihatin dengan masalah daerah saya ini karena pemerintah sekitar menurut saya kurang tegas dalam hal itu, pemerintah hanya bisa berargumen tapi tidak adanya perwujudan sedikit pun. Tak hanya pemerintah saja yang berperan dalam hal ini tapi masyarakatnya pun berperan penting. Sebagai masyarakat harusnya kita sadar akan akibat yang ditimbulkan nanti kedepannya mungkin tidak tahun ini akibat yang akan di timbulkan tetapi bisa saja tahun depan daerah pemukiman tersebut longsor akibat tidak kuatnya pondasi di sekitaran sungai tersebut.
Solusi yang bisa saya berikan terhadap masalah permukiman kumuh di sekitaran Jalan A.Yani ini adalah daerah pemukiman ini direlokasikan ke daerah yang memang layak untuk di bangun perumahan atau pemukiman tetapi tidak mengorbankan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Selain itu, pemerintah bisa melakukan pendataan rutin  terhadap masyarakat luar yang tidak mempunyai tujuan untuk menetap di Bali dan tidak memiliki keahlian apapun atau dengan kata lain pengangguran karena itu membuat membengkaknya penduduk di Bali dan juga pemerinta bisa bersikap tegas untuk mengembalikan masyarakat luar yang menetap di bali tanpa tujuan dan keahlian apa-apa karena hal itu bisa saja menambah daftar kriminalitas di Bali dan juga dapat membahayakan masyarakat lokal Bali atau Pulau Bali itu sendiri . Sekian solusi yang bisa saya berikan terhadap daerah asal saya ,mudah-mudahan solusi saya bisa bermanfaat bagi daerah saya . Sekian dan terimakasih


Visi dan Misi




Visi dan Misi Memilih 
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 
Fakultas Teknik 
Universitas Diponegoro 


  • Visi         :


-                              - Menjadi Planner yang memiliki wawasan yang luas dan memiliki kualitas


  • Misi        :

-                 - Membangun daerah asal menjadi kota dan wilayah yang layak untuk ditinggali
-                 - Menjadi mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan dan organisasi kampus
                  - Menjadi mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Undip yang memiliki prestasi                  yang gemilang